Puisi Jiwa Yang Lelah
Karya Syaima’ Maisun Fauziah
Di malam sunyi, jiwa berbicara
Lelahnya terpancar dalam seraut wajah
Menjadi beban tak terucapkan
Seperti derita yang terpendam dalam raga
Hari demi hari, jiwa tergulung
Lelahnya terasa dalam setiap hembusan nafas
Seperti pena yang menari di atas kertas
Menuliskan cerita kelam yang tak terungkap
Lelahnya jiwa merayap dalam kesunyian
Menghanyutkan hati dalam arus kekosongan
Seakan semangat telah sirna
Terperangkap dalam jebakan waktu yang berkepanjangan
Penjelasan puisi.
Puisi tersebut menggambarkan perasaan kelelahan jiwa dan kekosongan yang dirasakan oleh penulis. Dalam malam sunyi, jiwa penulis mulai berbicara dan kelelahannya tercermin dalam ekspresi wajahnya. Ada beban yang tidak terucapkan yang menjadi seperti derita yang terpendam dalam tubuhnya.
Setiap hari, jiwa penulis terasa tergulung oleh kelelahan yang mendalam, terasa dalam setiap hembusan napasnya. Puisi menggambarkan perasaan tersebut seperti pena yang menari di atas kertas, menciptakan cerita kelam yang tidak pernah terungkapkan.
Kelelahan jiwa tersebut merayap dalam kesunyian, menenggelamkan hati dalam kekosongan. Semangat penulis tampaknya telah hilang dan terperangkap dalam jebakan waktu yang tak berakhir. Puisi ini mencerminkan keadaan emosional penulis yang sangat lelah dan merasakan kekosongan dalam hidup mereka.