Puisi Menunggu Ajal Karya Kanayya Anindya Aqilla

Komentar
X
Bagikan

Puisi Menunggu Ajal
Karya Kanayya Anindya Aqilla

Tujuh puluh hari dalam kamar ini
Hak sehat belum selesai dibatasi
Kebal sudah rasa hati ini
Sakit pedih tiada dirasa lagi
Kemana lagi api membara pergi

Seribu bangau kertas bertebaran
Tangan lesu melipat perlahan
Matanya nanar tangisnya tertahan
Matanya nanar dukanya tertahan
Mata nanar berusaha bertahan

Hidupnya disokong tali medis
Hilang mahkota milik kepala
Hancur lebur hatinya teriris
Kemana pergi api membara
Telah disiram banjir duka

Seribu bangau kertas bertebaran
Tiada tangan yang dapat melipat
Mata nanar tangisan bercucuran
Mata nanar berusaha ikhlaskan
Tenangmu menghadap tuhan

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x