Puisi Murka Dunia
Karya Muhammad Ghalib Syauqi
Gelombang air yang menghanyutkan
Bukit – bukit yang berterbangan
Gema suara tak lagi terdengar
Langkah kaki tidak lagi bergetar
Aku disini menanti waktu fajar
Tetapi mentari tak juga bersinar
Kukira tanah ini yang murka
Nyatanya illahi ingin aku menghadapnya
Duniapun hancur seketika
Sangkakala akhirnya bergema
Semua makhluk kembali ke kuasa
Untuk bertaubat tiada masa
Penjelasan puisi.
Puisi ini menjelaskan tentang kehancuran dan kekuatan yang luar biasa dari alam dan takdir. Penyair menggambarkan gelombang air yang kuat dan bukit-bukit yang berterbangan, menggambarkan kekuatan alam yang melampaui kekuatan manusia. Gema suara hilang dan langkah kaki tidak lagi bergetar, mencerminkan keheningan dan ketidakteraturan yang terjadi.
Penyair menunggu fajar datang, tetapi mentari tidak bersinar, mengisyaratkan ketidaknormalan dalam keadaan alam. Penyair awalnya mengira bahwa tanah ini sedang murka atau marah, tetapi kemudian menyadari bahwa ini adalah kehendak Ilahi yang menginginkan mereka menghadap-Nya.
Puisi ini juga menggambarkan kehancuran dunia secara tiba-tiba dan sangkakala yang bergema, menandakan akhir zaman atau kiamat. Semua makhluk kembali kepada kekuasaan Tuhan, dan diingatkan untuk bertaubat tanpa memandang waktu.
Puisi ini mencerminkan perasaan kecilnya manusia di hadapan kekuatan alam yang lebih besar dan kehendak yang ditentukan oleh Tuhan.
Semangat lib