Puisi Dia Yang Tega
Karya Habibatuzzahra
Ku kira bertemu dengan mu sebuah anugerah
Seperti cahaya datang menerangi kehidupan ku
Ternyata aku salah memahami akan dirimu
Kau bencana terbesar membuat hati ku patah
Kau juga bagaikan pelangi yang datang
Indah tapi sayangnya itu hanya sesaat
Begitu juga dengan kau yang datang
Dengan segala kata kata manis dan indah
Setelah itu kau tinggal kan aku tanpa salah
Awalnya kata kata manis yang kau ucapkan
Seperti manisnya gulali menyejukkan lidah
Seiring berjalannya waktu semua berubah
Tajamnya perkataan yang kau ucapkan
Bak mata pisau mengiris bawang
Ku harap bertemu denganmu tidak akan ku ulang
Karna ku tau, kau hanya pelangi setelah hujan
Yang sangat buruk untuk ku nantikan dan ku pandang
Penjelasan puisi.
Puisi ini menggambarkan kekecewaan dan patah hati karena penulis awalnya mengira bertemu dengan seseorang yang merupakan anugerah dalam hidupnya. Penulis menganggap mereka seperti cahaya yang menerangi hidupnya, namun ternyata mereka salah memahami orang tersebut. Orang itu menjadi bencana terbesar dan membuat hati penulis hancur. Penulis juga membandingkan orang tersebut dengan pelangi yang datang dengan keindahannya, tetapi hanya bertahan sesaat dan kemudian pergi, meninggalkan penulis tanpa alasan yang jelas.
Penulis merasa ditipu oleh kata-kata manis yang orang tersebut ucapkan, seperti gulali yang manis di awal, tetapi kemudian semuanya berubah. Kata-kata yang dulunya manis berubah menjadi tajam dan menyakitkan, melukai penulis seperti pisau yang mengiris bawang.
Penulis menyimpulkan bahwa mereka tidak ingin mengulangi pertemuan dengan orang tersebut, karena sadar bahwa orang itu hanya seperti pelangi setelah hujan, sesuatu yang buruk yang tidak ingin mereka tunggu atau pandang lagi. Puisi ini mencerminkan kekecewaan dan rasa sakit akibat pengalaman patah hati yang membuat penulis meragukan harapan dan pandangan mereka terhadap orang tersebut.