Puisi Erangan Jiwa
Karya Maharani Azzahra Ananditya
Didalam diam ku termenung meringis
Meratapi nasib kodrat sungguh miris
Didalam hening ku berteriak keras
Mengapa selalu daku yang terimbas
Kini seseorangpun kian mengindra
Memandang dirimu dalam tengka
Tak terlihat sedikitpun cela
Pesona subjek tiada dua
Aura cerah bak rona senja
Rambut hitam bak antariksa
Idaman satu insan fana
Pirsa cermin musnahlah asa
Erangan jiwa insan ini tersadar
Ciutlah mental perlahan-lahan mundur
Melihat saingan seorang yang mahsyur
Penjelasan puisi.
Puisi ini menggambarkan perasaan kesedihan, kekesalan, dan iri hati yang dirasakan oleh penyair. Penyair merenung dalam keheningan dan merasa terluka, meratapi nasibnya yang dirasa sangat menyedihkan. Dalam keheningan itu, penyair berteriak keras, bertanya mengapa selalu dirinya yang terkena dampak atau kesulitan.
Perlahan-lahan, jiwa penyair merasakan ketakutan dan kelemahan mental yang membuatnya mundur. Penyair merasa terancam oleh pesaing yang terkenal atau terkenal di mata orang lain.
Puisi ini menggambarkan perasaan kesedihan, kekesalan, dan iri hati yang dirasakan oleh penyair. Ia merasakan ketidaknyamanan saat melihat orang lain mendapatkan perhatian dan apresiasi yang lebih besar daripada dirinya, merasakan keraguan, dan kelemahan dalam menghadapi persaingan tersebut.