Puisi Menangis Tanpa Air Mata
Karya Bahirha Rhahim
Aku menangis tanpa air mata
Aku tersedu tanpa suara
Aku lelah seakan tersenyum
Aku terus melangkah dan melangkah
Semua menganggapku egois
Menyebutku seorang yang sadis
Padahal setiap malam aku menangis
Tak terima dengan kisah yang tragis
Aku menangis tanpa air mata
Bagaikan air yang bernada-nada
Biarlah ini terjadi sementara
Aku tanpa air mata
Penjelasan puisi.
Puisi ini menggambarkan perasaan seseorang yang merasa sedih, terluka, dan lelah dalam kesunyian. Meskipun ia menangis, air mata tidak mampu mengalir, dan meskipun ia terguncang oleh kesedihan, suaranya tidak dapat terdengar. Penyair merasa kelelahan, namun terus berpura-pura tersenyum.
Penyair merasa bahwa orang lain menganggapnya egois, padahal sebenarnya ia menghadapi kesedihan dan penderitaan dalam diam. Setiap malam, penyair menangis tanpa air mata, menunjukkan bahwa ia merasakan rasa sakit yang mendalam, tetapi tidak dapat mengekspresikannya dengan cara yang terlihat.
Puisi ini menggambarkan perasaan kesepian dan keputusasaan, di mana penyair merasakan beban emosional yang berat tanpa dapat mengungkapkannya secara jelas kepada orang lain. Penyair merasa terperangkap dalam kesedihan tanpa bisa mengeluarkannya dalam bentuk air mata.