Puisi Rapuh
Karya Azalia Humayrah
Ku berlari mengejar mimpi
Asimilasi terengah tak terkendali
Kini aku tertinggal jauh
Asa tak mampu lagi ku rengkuh
Seiring kelopak sakura yang berguguran
Menganggar masa dalam impian
Bak pasir terus berjatuhan
Bagai waktu hilang harapan
Tanpa seorang pun peduli
Merintis asa menanggung perih
Hingga gema itu terdengar lirih
Kupastikan, aku akan kembali
Ku hela napas sungguh melegakan
Kembali ku kumpulkan asa yang berjatuhan
Penjelasan puisi.
Puisi ini menggambarkan perjalanan seseorang yang berlari mengejar mimpi, namun merasa kehilangan dan tertinggal jauh. Asa dan harapan yang dulu dimiliki mulai memudar dan sulit dijangkau. Penyair menggunakan gambaran kelopak sakura yang berguguran sebagai simbol perubahan dan kerapuhan kehidupan, serta pasir yang terus berjatuhan sebagai simbol berlalunya waktu dan hilangnya harapan.
Meskipun merasa bahwa tidak ada yang peduli, penyair tetap bertekad untuk merintis kembali harapan dan menghadapi penderitaan yang ada. Suara gema yang terdengar lirih memberikan keyakinan kepada penyair bahwa ia akan kembali. Dalam menghadapi tantangan dan kekecewaan, penyair menemukan kelegaan dalam menghela napas dan berkomitmen untuk mengumpulkan kembali asa yang telah berjatuhan.
Puisi ini menggambarkan perjuangan seseorang yang merasa tertinggal dan kehilangan harapan, namun tetap memiliki tekad untuk bangkit kembali dan mengumpulkan asa.