Puisi Dia Yang Berbicara Karya Zahira Luthfiya Citra

Komentar
X
Bagikan

Puisi Dia Yang Berbicara
Karya Zahira Luthfiya Citra

Dari tempat yang jauh ini
Yang sudah jauh dari duniamu
Yang sibuk, penuh huru hara
Aku melihat dunia sudah berbeda
Tak lagi seperti dulu
Penuh perjuangan, air mata

Tertinggal jejak, jadi sejarah
Menggaung penuh darah
Meringis mengenang langkah
Perlahan membaur menjadi sampah

Meletakkan senjata bukan berarti berhenti
Tetapi mencari pengganti untuk melanjuti
Kami yang dulu, mengubur diri
Menutup mata, lalu bermimpi

Kami, mati untuk merdeka!
Mayat…

 

Penjelasan puisi.

Puisi ini menggambarkan pandangan penulis yang melihat dunia dari tempat yang jauh, terpisah dari keramaian dan kesibukan dunia yang penuh dengan kekacauan dan perjuangan. Penulis melihat bahwa dunia telah berubah dari yang dulu, penuh dengan perjuangan dan air mata.

Jejak-jejak perjuangan dan penderitaan masa lalu masih terlihat dan menggaung sebagai bagian dari sejarah. Namun, seiring waktu berlalu, jejak tersebut mulai memudar dan terabaikan, hingga menjadi bagian dari masa lalu yang terlupakan.

Meskipun senjata telah diletakkan, penulis menegaskan bahwa berhenti menggunakan kekerasan tidak berarti berhenti berjuang. Mereka mencari cara lain untuk melanjutkan perjuangan mereka, mencari pengganti yang dapat melanjutkan perjuangan tersebut.

Puisi ini mencerminkan semangat dan pengorbanan para pejuang yang rela mati demi meraih kemerdekaan. Kata “mayat” pada akhir puisi menggambarkan pengorbanan yang besar yang mereka lakukan. Meskipun fisik mereka telah tiada, semangat dan perjuangan mereka tetap hidup dalam sejarah dan mempengaruhi masa depan.

Puisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menghargai dan mengenang perjuangan para pahlawan yang telah berkorban untuk meraih kemerdekaan dan kebebasan.

5 1 vote
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x